KARAWANG | INFOKEADILAN.COM | Rancunya mediasi perihal hilangnya sepeda motor matic Honda beat yang terjadi di lingkungan sekolah SMKN 1 Karawang yang di lakukan oleh Orang Tak di Kenal yang menyamar sebagai pekerja proyek.
Miskom atau yang akrab di panggil pak bungsu sebagai pihak dari anak yang motornya raib di gondol maling sangat menyayangkan kejadian tersebut, pasalnya hilangnya motor putranya itu yang diduga karena kelalaian dan lemahnya standar keamanan pihak sekolah SMKN 1 Karawang.
Bungsu membeberkan kronologis kejadian tersebut kepada awak media ini, bermula kejadiannya terjadi pada hari Rabu tanggal 06/12/2023 jam 12 :20 WIB, bahwa ada seseorang dengan memakai pakaian pekerja proyek meminjam motor dengan secara paksa terhadap anak saya yang bernama Angga dengan dalih akan membeli nasi karena bertepatan dengan istirahat kerja siang, namun setelah di tunggu-tunggu sekitar satu jam berlalu orang tersebut tidak kembali lagi sehingga pada akhirnya Angga memutuskan untuk menelpon saya pada jam 4 sore, akhirnya saya memutuskan berangkat ke sekolah SMKN 1 Karawang ini sekitar jam 4 : 15 WIB untuk mengetahui kronologisnya seperti apa.” Ungkapnya kepada awak media, Jum’at (8/12/2023)
“Dan pada pertemuan awal bersama para guru dan Wakasek tidak menghasilkan kesepakatan apapun, karena dalih Wakasek semua ada di Kepala Sekolah jadi tidak bisa memutuskan apapun.’Tambahnya
Foto : Abdul Muin Ketua Karang Taruna Kelurahan Mekarjati
Sementara itu pihak perwakilan Miskom atau pak Bungsu yakni Abdul Muin yang sekaligus sebagai Ketua Karang Taruna Djati Kencana Kelurahan mekarjati yang dikuasakan sebagai pihak perwakilan bungsu sangat menyayangkan akan adanya kejadian kericuhan tersebut, menurutnya sebagai pihak perwakilan pak Miskom saya datang untuk mempertanyakan sejauh mana pihak sekolah dalam pertanggung jawabannya dan sekaligus mempertanyakan terkait status standar SOP keamanan lingkungan sekolah di SMKN 1 Karawang, karena kenapa ? Karena orang luar sampai bisa bebas keluar masuk hingga mengakibatkan hilangnya sebuah unit kendaraan motor beat dari putra nya pak Bungsu yang bernama Angga.” Tegasnya.
Namun sangat di sayangkan di tengah mediasi terjadi kericuhan, sehingga suasana tidak kondusif dan mengakibatkan pihak pak Bungsu terpancing emosi terhadap sekolah, karena dengan tegas dan arogan nya Kepala Sekolah menyatakan bahwa beliau menolak untuk mengganti perihal dugaan hilangnya kendaraan putranya pak Bungsu.
Dan pihak sekolah mengaku bahwa tidak memungut parkiran, padahal sudah jelas kami punya semua bukti-buktinya bahkan termasuk video nya juga ada, bahwa adanya pungutan parkir yang di ambil pihak sekolah, namun seiring berjalan mediasi melalui Wakasek berdalih bahwa itu hanya sebatas patungan. Akan tetapi ketika di tunjukan bukti adanya pungutan parkir pihak sekolah malah berdalih, maka dengan tindakan dan sikap seperti itu sudah jelas bahwa pihak sekolah tidak konsisten dengan ucapannya dan selalu berdalih, ada apa dengan pihak sekolah SMKN 1 ini ? Herannya.
Abdul Muin menambahkan’saya selaku perwakilan dari pak Bungsu dan masyarakat berharap agar pihak Sekolah SMKN 1 Karawang bisa lebih meningkat keamanan di dalam lingkungan Sekolah, dan Ketika ada pekerjaan pembangunan atau proyek pihak sekolah agar dapat meminta kepada pelaksanaan kerja atau mandor untuk menyerahkan data orang yang bekerja, untuk meminimalisir datangnya orang asing yang tidak berkepentingan.” Jelasnya.
“Dengan adanya kejadian ini, kami akan membawa kasus ini ke pihak hukum dan akan mengadukan gugatan secara perdata jadi tidak usah di arahkan oleh Kepsek karena kami juga bukan anak kecil, apalagi saya juga orang hukum.” Pungkasnya dengan nada kesal.
•D’S/Red